Rabu, 24 April 2013

Resident Evil dari masa ke masa, dibenci namun tetap dinanti (part 1)

"A dining room..."
"Watchout! It's a monster!"

"That was too close! You were almost a Jill sandwich!"

 ***
 Inget gak lo dengan dialog diatas? Dialog barusan adalah dialog original dari Resident Evil (1996), terkesan cheesy memang tapi entah kenapa potongan-potongan dialog tadi sangat membekas didalam otak gue. Meski grafik tidak sempurna, meski sistem game terbatas, Resident Evil menjadi primadona pada kemunculannya, serta menjadi game pertama yang menyebut genre Survival Horror.

Dengan perasaan deg-degan, gue memilih karakter.. Ah Jill, nampaknya cantik lantas gue pilih dan bergulirlah opening yang cukup epic pada jamannya. Semua karakter diperkenalkan secara live action, dan pandangan gue tertuju pada Albert Wesker.. Pada jaman itu pria berambut pirang dengan kacamata hitam memang menjadi idola, seperti halnya Arnold Schwarzenegger, meski sekarang pria rambut pirang seperti itu malah keliatan seperti bapak-bapak-genit-di kebanyakan mall jakarta.

Bergulirlah permainan, gue pikir Resident Evil hanyalah sekedar game perang-perangan biasa dan nyata nya gue ketipu, berulang kali gue menjerit dan terlonjak sampai akhirnya PS gue tertarik kelempar jauh akibat  kaget yang berlebihan (dalam hati berbisik: "jangan sampe rusak plis.. jangan.. hasil sunat ini.."). Berlanjut terus sampai akhirnya tahu bahwa Wesker bukanlah idola, bahwa semua ini akibat virus berbahaya yang membuat mayat bisa berjalan dan menggigit bagai pacar hewan ngamuk.

"MONYET!", salah satu respon gue pada saat adegan ini berlangsung.

Berlanjutlah ke RE2, dimana cerita tak sekedar kisah horror rumah bordir mansion tua nan gelap segelap perasaan ketika lo tau cewek yang lo taksir ternyata cowok. Kisah disini lebih brutal dengan latar kota yang sudah hancur, zombie mengepung kota, dan harapan cuma ada satu, kabur dari kota dajjal bernama Raccoon City.

Karakter baru dikenalkan, ada Claire, mahasiswi brutal anak genk motor gede, dan Leon, polisi baru yang rambutnya belah tengah kayak pantat artis bokep. Gue makin tergugah, setengah orgasme ibarat abis dicoliin sama artis J.A.V. karena cerita di RE 2 sangatlah menarik. Sistem skenario A dan B yang saling berkesinambungan serta banyaknya unlockable content apabila kita menamatkannya dengan grade A. Misalnya skenario Hunk, membuat kita tahu perspektif cerita diluar karakter jagoan.

Apalagi yang memorable dari RE 2? Ada Wong! Kehadiran Ada Wong memang menjadi daya tarik tersendiri, gaya bicaranya yang seductive, serta latar belakang misterius membuat kehadirannya menambah kesegaran bagi RE 2.

Tete boleh kotak tapi tetaplah menjadi bahan coli pada sebagian fans RE2 pada jamannya.


Yah memang kembali lagi, kualitas gambar boleh minimalis tapi RE 2 sekali lagi menjadi suksesor bagi Capcom untuk memantapkan game horror karya mereka. Capcom nggak main-main buat ngejalanin Resident Evil sebagai salah satu franchise mereka. Dan hampir 16 tahun Resident Evil bergerak, semakin bagus grafisnya.. tapi semakin disangsikan ke-horror-annya...

(bersambung...)

#MrTrevor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar